Minat Bermain Pada Anak Usia 1 – 2 Tahun (13-24
bulan)[1]
Pada
usia 1-2 tahun gerakan tubuh, pengamatan, daya pikir dan sosial terus
berkembang. Hal ini tentunya mempengaruhi cara bermain dan alat-alat yang
digunakan dalam bermain. Terdapat
beberapa indikator perkembangan yaitu kemampuan motorik, kemampuan perspektif kognitif, dan kemampuan
sosial dan bahasa.
A. Kemampuan
Motorik
-
Melatih keterampilan fisik
-
Suka untuk menarik, meletakkan, mendorong,
membongkar, menyusun, memukul, mengosongkan, dan mengisi.
-
Senang mendorong dan menarik sambil berjalan.
-
Suka menaiki dan dapat mengatur langkah untuk
menaiki tangga rumah.
-
Mencoba dan meniru ketika berbusana.
-
Mempertunjukkan kemampuan pada benda-benda
kecil.
-
Menggerakkan dan memindahkan mainan dari suatu
tempat ke tempat lain.
-
Menendang dan menangkap bola besar.
-
Menggerakkan dan memutar tombol.
B. Kemampuan
Perspektif Kognitif
-
Memperlihatkan ketertarikan pada hubungan sebab
akibat.
-
Memperlihatkan keinginan untuk selalu mencoba
dengan benda-benda.
-
Tertarik pada cara kerja benda yang
bergerak/berpindah dan bereaksi.
-
Menggabungkan benda-benda dengan benda lain.
-
Menunjukkan pemahaman dan fungsi-fungsi
peralatan keluarga sederhana.
-
Menunjukkan ketertarikan pada benda-benda
tersembunyi.
-
Mengelompokkan benda-benda sejenis.
-
Suka bermain air dan pasir.
-
Mencoret-coret pada kertas
C. Kemampuan
Sosial dan Bahasa
-
Bermain dalam suatu kelompok dan lebih banyak
bersosialisasi.
-
Lebih menuntut adanya kebebasan.
-
Suka pada permainan meniru.
-
Menyatakan kasih sayang pada sesama.
-
Mulai tertarik dengan buku-buku bergambar.
-
Menyukai permainan interaktif seperti mainan.
Teori
Piaget pada Perkembangan Kognitif Masa
Anak-anak[2].
Masa
ini sebagian besar orangtua mengetahui perubahan intelektual yang menyertai
pertumbuhan fisik anak, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjelaskan
sifat perubahan tersebut. Piaget memandang anak sebagai partisipan aktif di
dalam proses perkembangan ketimbang sebagai resipien aktif perkembangan
biologis atau stimuli eksternal. Piaget yakin bahwa anak harus dipandang
seperti seorang ilmuan yang sedang mencari jawaban yang melakukan eksperimen
terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi. Misyalnya, apa yang terjadi jika
saya mendorong piring ini keluar dari meja ? atau seperti apa rasanya menggigit
kuping beruang Teddy ini ?. berdasarkan hasil eksperimen miniatur itu
menyebabkan anak menyusun “teori”
tentang bagaimana dunia fisik dan sosial beroperasi. (Piaget menyebutnya
sekamata atau tunggal, skema) Saat menemukan benda atau peristiwa baru, anak
berupaya untuk memahaminya berdasarkan sekema yang dimilikinya. (Piaget
menyebut hal ini proses asimilasi : upaya untuk mengasimilasikan peristiwa baru
ke dalam skema yang telah ada sebelumnya.) Jika skema lama tidak adekuat untuk
mengakomodasi peristiwa baru, maka anak seperti layaknya seorang ilmuan yang
baik. Memodifikasi skema dan memperluas teorinya tentang dunia. (Piaget
menyebutnya proses revisi skema ini sebagai akomodasi.)
Karekteristik
perkembangan kognitif menurut piaget, lahir – 2 tahun berdasarkan stadium sensomotorik
yaitu
1. Diferensiasi
self (diri) dari objek.
2. Mengenali
self sebagai pelaku suatu tindakan dan mulai bertindak dengan sengaja.
Misyalnya, menarik tali mobil atau menggoyang-goyagkan mainan untuk
menghasilkan bunyi.
3. Mencapai
kepermanenan objek: menyadari bahwa benda-benda terus ada dan walaupun tidak
ada lagi tertangkap oleh indra.
Berdasarkan stadium praoperasional bahwa pada sekitar
usia 11/2 sampai 2 tahun, anak mulai menggunakan bahasa. Kata,
sebagai simbol, dapat mewakili benda atau kelompok benda, dan satu benda dapat
menjadi simbol benda lain.
Perkembangan Bahasa[3]
Perkembangan
terjadinya pada ketiga tingkat bahasa. Perkembangan dimulai pada tingkat fonem,
berjalan ke tingkat kata dan morfem lain, dan kemudian pindah ke tingkat unit
kalimat, atau sintasis.
A. Fonem dan kombinasinya,
ingatlah bahwa orang dewasa memiliki kemampuan yang baik untuk
mendiskriminasikan bunyi berbeda yang bersusaian dengan fonem berbeda dalam
bahasa mereka, tetapi buruk dalam membedakan bunyi yang berbeda yang
berkorespondensi dengan fonem yang sama dalam bahasanya. Yang menarik, anak
datang ke dunia dengan kemampuan membedakan bunyi yang bersusaian dengan fonem
yang berbeda dalam semua bahasa. Apa yang beruba selama setahun pertama
kehidupan adalah bayi mempelajari fonem mana yang relevan dengan bahasanya dan
kehilangan kemampuan untuk membedakan bunyi-bunyi yang bersusaian dengan fonem
yang sama dalam bahasanya. Fakta luar biasa tersebut ditentukan oleh eksperimen
di mana bayi dipersentasikan pasangan bunyi secara berurutan sementara mereka
sedang mengisap dot. Karena bayi mengisap lebih kuat jika mendapatkan stimulus
baru dibandingkan stimulus yang telah dikenalnya, kecepatan pengisapan mereka
dapat digunakan untuk mangatakan apakah mereka menghayati dua bunyi yang
berurutan sebagai sama atau berbeda. Bayi yang berusia 1 tahun meningkatkan
kecepatan pengisapannya hanya jika bunyi berturutan bersusaian dengan fonem
yang berbeda dalam bahasanya sendiri.
Walaupun
anak belajar fonem mana yang relevan
dalam tahun pertama kehidupannya,
diperlukan beberapa tahun bagi mereka untuk belajar bagaimana fonem
dikombinasikan menjadi kata.
B. Kata dan Konsep, pada
sekitar usia 1 tahun, anak mulai berbicara. Anak 1 tahun telah memiliki konsep
tentang banyak hal (termasuk anggota keluarga, hewan peliharaan, makanan,
mainan, dan bagian tubuh), dan mereka mulai berbicara, mereka memetakan konsep
tersebut kedalam kata-kata yang digunakan oleh orang dewasa. Pembendaharaan kata
awal kira-kira sama semua pada anak. Anak 1 sampai 2 tahun berbicara terutama
tentang orang (“Papa,” “Mama,” “Baby”), Hewan (“Anjing,” “ Kucing,” “ Bebek”),
Kendaraan (“Mobil,” “ Truk,” “Kapal”), Mainan (“Bola,” “ Kotak,” “ Buku”),
Makanan (“Jus,” “ Susu,” “ Kue), Bagian Tubuh (“Mata,” “ Hidung,” “ Mulut”),
dan benda-benda rumah (“Topi,” “ Sendok”). Walaupun kata-kata tersebut
menanamkan sebagian konsep anak kecil, tidak diragukan lagi mereka menamakan
semuanya. Dengan demikian, anak kecil anak kecil seringkali memiliki kesenjangan antara konsep yang
diinginkan mereka komunikasikan dankata yang mereka miliki.
C. Dari Kalimat Primitif ke Kalimat Kompleks, Pada
sekitar usia 11/2 sampai 21/2 tahun, perolehan frasa dan
unik kalimat, atau sintaks, dimulai.anak mulai mengkombinasikan kata tunggal
menjadi ucapan dua kata, seperti “There cow” (merupakan proposisi dasar dalam
“There’s the cow”), “Jimmy bike” (proposisi dari “That’s Jimmy’s bike”).
Terdapat kualitas telegrafik tentang ucapan dua kata. Anak meninggalan kata
gramatikal (seperti “a”, “an”, “the”, dan “is”), seperti morfem gramatikal lain
seperti (akhiran “ing”, “ed”, dan “s”) dan memasukkan hanya kata-kata yang
membawa isi yang paling penting. Walaupun singkat, ucapan itu mengekspresikan
maksud paling dasar dari pembicara, seperti melokalisasi objek dan
menggambarkan peristiwa dan tindakan.
Stimulasi Edukasi Berbasis Perkembangan
Menstimulasi Perkembangan Bicara Anak
|
|
TUJUAN
· Anak
dapat mengikuti instruksi sederhana
· Anakmu
sudah bisa ngomong berapa kata
METODE
Praktek langsung
MEDIA |
KEGIATAN STIMULASI
·
Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan
dengan lantang apa saja yang sedang anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan -pertanyaan
untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun
anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab pertanyaan
tersebut.
·
Sebagai role model. Bila
batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar
ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan
menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.”
Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga
mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya.
“Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia
itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata
ibu,” kata Pam lagi.
·
Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk
meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya.
Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda
mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan
ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan
menyemangatinya untuk berkomunikasi.
·
Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau
berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita
usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan
dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata
menjadi kalimat yang bermakna.
KIAT
KEBERHASILAN
·
Tidak perlu membanding-bandingkan anak
Anda dengan anak lainnya, karena perkembangan setiap anak bisa berbeda.
Namun, tetap usahakan stimulasi yang maksimal untuk perkembangannya.
|
Daftar Pustaka
Rita L. dkk. Pengatar Psikologi. Batam Centre: Interaksara.
Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakata: PT. Indeks, 2012.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa "Post a Comment" dengan memberi saran, kritikan yang dapat membangun perbaikan content isi Blog Rumah Aiyra . Terima Kasih